Postingan

Pilihan

"Jika ada kesempatanmu untuk memilih pergi kedua tempat, masa lalu atau masa depan, mana yang kau pilih?" seseorang orang bertanya pada teman didepannya. Saat itu cafe tempat aku nongkrong  cukup sepi, setidaknya detik jam dinding terdengar begitu jelas. Aku mendengarnya. Sendirian saja, jika secangkir kopi dan cemilan di mejaku tidak terhitung sebagai teman. "Aku memilih ke masa lalu" bisikku sebelum menyeruput kopiku.  Khayalanku terbang. . . . Jika pertanyaan itu bertambah menjadi "kenapa memilih itu?" Aku hanya punya dua jawaban. Pertama, hari ini ada puzzle tentang masa depan lantas kenapa aku harus pergi kesana sedangkan aku sedang tepat dilantai bangunannya. Terakhir, aku ingin mengabarkan bahwa diriku di masa itu tentang sebuah rahasia hari esok. "Jangan takut.."

Dialog Malam

Ada yang diam-diam bicara.. mengendap-endap merasa, bualan saja. Beberapa lantang bicara bahkan menantang, kemudian habis mati terlentang. Aku masih hijau, tak mengerti apa dan mengapa, apalagi bagaimana kehidupan ini meroda dan mengalir debarkan dada. Suatu kali pernahku berbincang dengan kawan, katanya perjuangan tak kenal titik lelehnya terus mengarang terus mengristal. Dua hari, dua bulan, dua semester... kujumpa dengannya, kini, bersama wajah rapi dan pakaian dengan pernak pernik ideologi berbincang dan berbicara A-Z. Saat itu, ternyata, sadarku ia benar perjuangan tak miliki titik leleh, tapi kawan menjadi busuk dan mulutnya  menjadi bau isinya retorika anyir aspal kotoran ternak yang hendak petani giring untuk makan dipadang rerumputan. Dan, ya, ia jilati ludahnya dengan nyinyir, ia punya titik leleh. Si kawan lelehkan 'perjuangan' yang, nyatanya, tak meleleh dibangun. Sekali waktu pun aku melihat.. mereka yang teriak gaungkan langit menuntut, tapi Tuhan saja jauh dar

Dunia pura-pura

Dunia pura-pura, benar ini bukan satu hal yang benar-benar. Beberapa hal yang terlihat memang seperti seharusnya, ya, seperti itulah mata yang dapat menipu si empunya dan begitu pula telinga untuk mendengar. Ini dunia pura-pura, bukan kura-kura meskipun hanya satu huruf saja yang berbeda, tapi ini tentang dua hal yang berbeda. Dalam dunia ini, manusia dapat melakukan apapun yang tidak disukai dengan mengatakan bahwa dia suka, disni manusia dapat melakukan apapun. Tentang semuanya. Karena yang benar berpura-pura sebagai salah, dan begitupun sebaliknya. Jadi.. disini benar atau salah itu bukan urusan tinggal di negasikan saja bahwa yang benar dalam dunia pura-pura itu salah dan yang salah dalam dunia pura-pura ini benar. Di dunia ini manusia yang ingin mencintai karena yang mencintai sesuatu itu berarti dia membenci, manusia disini lebih ingin dibenci. Andai duniaku ini adalah dunia pura-pura, karena pasti aku tau bahwa yang sebenarnya adalah negasi dari apa yang nampak, tapi duni